Wadah Pendewasaan Diri bagi Pemuda Indonesia

Senin, 02 Desember 2013

Wasiat Prabu Siliwangi :

Wasiat Prabu Siliwangi :

”Ti mimiti poé ieu, Pajajaran leungit ti alam hirup. Leungit dayeuhna, leungit nagarana. Pajajaran moal ninggalkeun tapak, jaba ti ngaran pikeun nu mapay. Sabab bukti anu kari, bakal réa nu malungkir! Tapi engké jaga bakal aya nu nyoba-nyoba, supaya anu laleungit kapanggih deui. Nya bisa, ngan mapayna kudu maké amparan. Tapi anu marapayna loba nu arieu-aing pang pinterna. Mudu arédan heula.”

Artinya : “Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong. Dan bahkan berlebihan kalau bicara.”
Share:

Kamis, 14 November 2013

SEJARAH KOTA BOGOR

SEJARAH KOTA BOGOR  


A.Kawali Ibukota Baru

1. Pusat Pemerintahan Berpindah-pindah

Bila rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tumbuh secara bersangsur-angsur, ini mudah dipahami karena banyaknya kelompok etnik yang menjadi penduduk Indonesia. Rasa kesatuan etnik Sunda di Jawa Barat pun tidak tumbuh serempak, melainkan berangsur-angsur.

Telah dikemukakan bahwa keturunan Manarah yang laki-laki terputus sehingga pada tahun 852 tahta Galuh jatuh kepada keturunan Banga, yaitu Rakeyan Wuwus yang beristrikan puteri keturunan Galuh. Sebaliknya adik perempuan Rakeyan Wuwus menikah dengan putera Galuh yang kemudian menggantikan kedudukan iparnya sebagai Raja Sunda IX dengan gelar Prabu Darmaraksa Buana. Kehadiran orang Galuh sebagai Raja Sunda di Pakuan waktu itu belum dapat diterima secara umum, sama halnya dengan kehadiran Sanjaya dan Tamperan sebagai orang Sunda di Galuh. Prabu Darmaraksa (891 - 895) dibunuh oleh seorang menteri Sunda yang fanatik.

Karena peristiwa itu, tiap Raja Sunda yang baru selalu memperhitungkan tempat kedudukan yang akan dipilihnya menjadi pusat pemerintahan. Dengan demikian, pusat pemerintahan itu berpindah-pindah dari barat ke timur dan sebaliknya. Antara tahun 895 sampai tahun 1311 kawasan Jawa Barat diramaikan sewaktu-waktu oleh iring-iringan rom an raja baru yang pindah tempat.

Ayah Sri Jayabupati berkedudukan di Galuh, Sri Jayabupati di Pakuan, tetapi puteranya berkedudukan di Galuh lagi. Dua raja berikutnya (Raja Sunda ke-22 dan ke-23) memerintah di Pakuan. Raja ke-24 memerintah di Galuh dan raja ke-25, yaitu Prabu Guru Darmasiksa mula-mula berkedudukan di Saunggalah, kemudian pindah ke Pakuan. Puteranya, Prabu Ragasuci, berkedudukan di Saunggalah dan dipusarakan di Taman, Ciamis.

Proses kepindahan seperti ini memang merepotkan (menurut pandangan kita), namun pengaruh positifnya jelas sekali dalam hal pemantapan etnik di Jawa Barat. Antara Galuh dengan Sunda memang terdapat kelainan dalam hal tradisi. Anwas Adiwijaya (1975) mengungkapkan bahwa orang Galuh itu "orang air", sedang orang Sunda "Orang Gunung". Yang satu memiliki "mitos buaya", yang lain "mitos harimau".

Di daerah Ciamis dan Tasikmalaya masih ada beberapa tempat yang bernama Panereban. Tempat yang bernama demikian pada masa silam merupakan tempat melabuhkan (nerebkeun) mayat karena menurut tradisi Galuh, mayat harus "dilarung" (dihanyutkan) di sungai. Sebaliknya orang Kanekes yang masih menyimpan banyak sekali "sisa-sisa" tradisi Sunda, mengubur mayat dalam tanah. Tradisi "nerebkeun" di sebelah timur dan tradisi "ngurebkeun" di sebelah barat (membekas dalam istilah panereban dan pasarean).

Peristiwa sejarah telah meleburkan kedua kelompok sub-etnik ini menjadi satu "Orang Air" dengan "Orang Gunung" itu menjadi akrab dan berbaur seperti dilambangkan oleh dongeng Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyet (kura-kura dan monyet). Dongeng yang khas Sunda ini sangat mendalam dan meluas dalam segala lapisan masyarakat, padahal mereka tahu, bahwa dalam kenyataan sehari-hari monyet dan kuya itu bertemu saja mugkin tidak pernah (di kebun binatang pun tidak pernah diperkenalkan).

Dalam abad ke-14 sebutan SUNDA itu sudah meliputi seluruh Jawa Barat, baik dalam pengertian wilayah maupun dalam pengertian etnik. Menurut Pustaka Paratwan i Bgumi Jawadwipa, Parwa I sarga 1, nama Sunda mulai digunakan oleh Purnawarman untuk Ibukota Tarumanagara yang baru didirikannya, Sundapura. Idealisme kenegaraan memang terpaut di dalamnya karena Sundapura mengandung arti kota suci atau kota murni, sedangkan Galuh berarti permata atau batu mulia (secara kiasan berarti gadis).



2. Peran bergeser ke timur.

Dalam abad ke-14 di timur muncul kota baru yang makin mendesak kedudukan Galuh dan Saunggalah, yaitu Kawali (artinya kuali atau belanga). Lokasinya strategis karena berada di tengah segitiga Galunggung, Saunggalah dan Galuh. Sejak abad XIV ini Galuh selalu disangkutpautkan dengan Kawali. Dua orang Raja Sunda dipusarakan di Winduraja (sekarang bertetangga desa dengan Kawali).

Sebenarnya gejala pemerintahan yang condong ke timur sudah mulai nampak sejak masa pemerintahan Prabu Ragasuci (1297-1303). Ketika naik tahta menggantikan ayahnya (Prabu Darmasiksa), ia tetap memilih Saunggalah sebagai pusat pemerintahan karena ia sendiri sebelumnya telah lama berkedudukan sebagai raja di timur. Tetapi pada masa pemerintahan puteranya Prabu Citraganda, sekali lagi Pakuan menjadi pusat pemerintahan.

Ragasuci sebenarnya bukan putera mahkota karena kedudukanya itu dijabat kakaknya Rakeyan Jayadarma. Menurut Pustaka Rajyatajya i Bhumi Nusantara parwa II sarga 3, Jayadarma adalah menantu Mahisa Campaka di Jawa Timur karena ia berjodoh dengan Dyah Singamurti alias Dyah Lembu Tal. Mereka berputera Sang Nararya Sanggramawijaya atau lebih dikenal dengan nama Raden Wijaya, yang lahir di Pakuan.

Karena Jayadarma wafat dalam usia muda, Lembu Tal tidak bersedia tinggal lebih lama di Pakuan. Akhirnya Wijaya dan ibunya diantarkan ke Jawa Timur. Dalam Babad Tanah Jawi, Wijaya disebut pula Jaka Susuruh dari Pajajaran yang kemudian menjadi Raja Majapahit yang pertama.

Sementara itu, kematian Jayadarma mengosongkan kedudukan putera mahkota karena Wijaya berada di Jawa Timur. Prabu Darmasiksa kemudian menunjuk putera Prabu Ragasuci, Citraganda, sebagai calon ahli warisnya. Permaisuri Ragasuci adalah Dara Puspa, puteri Kerajaan Melayu, adik Dara Kencana isteri Kertanegara. Citraganda tinggal di Pakuan bersama kakeknya. Ketika Prabu Darmasiksa wafat, untuk sementara ia menjadi raja daerah selama enam tahun di Pakuan. Ketika itu Raja Sunda dijabat ayahnya di Saunggalah. Dari 1303 sampai 1311, Citraganda menjadi Raja Sunda di Pakuan dan ketika wafat ia dipusarakan di Tanjung.

Prabu Lingga Dewata, putera Citraganda, mungkin berkedudukan di Kawali. Yang pasti, menantunya, Prabu Ajiguna Wisesa (1333-1340) sudah berkedudukan di Kawali dan sampai tahun 1482 pusat pemerintahan tetap berada di sana. Bisa disebut bahwa tahun 1333-1482 adalah Jaman Kawali dalam sejarah pemerintahan di Jawa Barat dan mengenal lima orang raja.

Lain dengan Galuh, nama Kawali terabadikan dalam dua buah prasasti batu peninggalan Prabu Raja Wastu yang tersimpan di Astana Gede, Kawali. Dalam prasasti itu ditegaskan "mangadeg di kuta Kawali" (bertahta di kota Kawali) dan keratonnya disebut Surawisesa yang dijelaskan sebagai "Dalem sipawindu hurip" (keraton yang memberikan ketenangan hidup).

Prabu Raja Wastu atau Niskala Wastu Kancana adalah putera Prabu Maharaja Lingga Buana yang gugur di medan Bubat dalam tahun 1357. Ketika terjadi Pasunda Bubat, usia Wastu Kancana baru 9 tahun dan ia adalah satu-satunya ahli waris kerajaan yang hidup karena ketiga kakaknya meninggal. Pemerintahan kemudian diwakili oleh pamannya Mangkubumi Suradipati atau Prabu Bunisora (ada juga yang menyebut Prabu Kuda Lalean, sedangkan dalam Babad Panjalu disebut Prabu Borosngora. Selain itu ia pun dijuluki Batara Guru di Jampang karena ia menjadi pertapa dan resi yang ulung). Mangkubumi Suradipati dimakamkan di Geger Omas.

Setelah pemerintahan di jalankan pamannya yang sekaligus juga mertuanya, Wastu Kancana dinobatkan menjadi raja pada tahun 1371 pada usia 23 tahun. Permaisurinya yang pertama adalah Lara Sarkati puteri Lampung. Dari perkawinan ini lahir Sang Haliwungan, yang setelah dinobatkan menjadi Raja Sunda bergelar Prabu Susuktunggal. Permaisuri yang kedua adalah Mayangsari puteri sulung Bunisora atau Mangkubumi Suradipati. Dari perkawinannya dengan Mayangsari lahir Ningrat Kancana, yang setelah menjadi penguasa Galuh bergelar Prabu Dewa Niskala.

Setelah Wastu Kancana wafat tahun 1475, kerajaan dipecah dua diantara Susuktunggal dan Dewa Niskala dalam kedudukan sederajat. Politik kesatuan wilayah telah membuat jalinan perkawinan antar cucu Wastu Kencana. Jayadewata, putera Dewa Niskala, mula-mula memperistri Ambetkasih, puteri Ki Gedeng Sindangkasih, kemudian memperistri Subanglarang. Yang terakhir ini adalah puteri Ki Gedeng Tapa yang menjadi Raja Singapura.

Subanglarang ini keluaran pesantren Pondok Quro di Pura, Karawang. Ia seorang wanita muslim murid Syekh Hasanudin yang menganut Mazhab Hanafi. Pesantren Qura di Karawang didirikan tahun 1416 dalam masa pemerintahan Wastu Kancana. Subanglarang belajar di situ selama dua tahun. Ia adalah nenek Syarif Hidayatullah.

Kemudian Jayadewata mempersitri Kentring Manik Mayang Sunda puteri Prabu Susuktunggal. Jadilah antara Raja Sunda dan Raja Galuh yang seayah ini menjadi besan.



3. Ibukota kembali ke Pakuan

Kejatuhan Prabu Kertabumi (Brawijaya V) Raja Majapahit tahun 1478 telah mempengaruhi jalan sejarah di Jawa Barat. Rom an pengungsi dari kerabat keraton Majapahit akhirnya ada juga yang sampai di Kawali. Salah seorang diantaranya ialah Raden Baribin saudara seayah Prabu Kertabumi. Ia diterima dengan baik oleh Prabu Dewa Niskala bahkan kemudian dijodohkan dengan Ratna Ayu Kirana (puteri bungsu Dewa Niskala dari salah seorang isterinya), adik Raden Banyak Cakra (Kamandaka) yang telah jadi raja daerah di Pasir Luhur. Disamping itu Dewa Niskala sendiri menikahi salah seorang dari wanita pengungsi yang kebetulan telah bertunangan.

Dalam Carita Parahiyangan disebutkan "estri larangan ti kaluaran". Sejak peristiwa Bubat, kerabat keraton Kawali ditabukan berjodoh dengan kerabat keraton Majapahit. Selain itu, menurut "perundang-undangan" waktu itu, seorang wanita yang bertunangan tidak boleh menikah dengan laki-laki lain kecuali bila tunangannya meninggal dunia atau membatalkan pertunangan.

Dengan demikian, Dewa Niskala telah melanggar dua peraturan sekaligus dan dianggap berdosa besar sebagai raja. Kehebohan pun tak terelakkan. Susuktunggal (Raja Sunda yang juga besan Dewa Niskala) mengancam memutuskan hubungan dengan Kawali. Namun, kericuhan dapat dicegah dengan keputusan, bahwa kedua raja yang berselisih itu bersama-sama mengundurkan diri. Akhirnya Prabu Dewa Niskala menyerahkan Tahta Kerajaan Galuh kepada puteranya Jayadewata. Demikian pula dengan Prabu Susuktungal yang menyerahkan Tahta Kerajaan Sunda kepada menantunya ini (Jayadewata).

Dengan peristiwa yang terjadi tahun 1482 itu, kerajaan warisan Wastu Kencana berada kembali dalam satu tangan. Jayadewata memutuskan untuk berkedudukan di Pakuan sebagai "Susuhunan" karena ia telah lama tinggal di sini menjalankan pemerintahan sehari-hari mewakili mertuanya. Sekali lagi Pakuan menjadi pusat pemerintahan.
Share:

Kamis, 20 Desember 2012

Share:

Minggu, 04 November 2012

LOGO AMBALAN

LOGO AMBALAN





Share:

SEJARAH SINGKAT KEPANDUAN


SEJARAH SINGKAT KEPANDUAN

1.      Kepanduan Dunia
Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan tentunya tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri kepanduan sedunia yaitu Lord Robert Baden Powell Of Gilwell.
Hal ini disebabkan karena pengalaman hidup beliaulah yang mengilhami untuk mengeluarkan gagasannya mengenai pembinaan para remaja di negeri Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan pendidikan Kepanduan sekarang.
Baden Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London. Namanya seseungguhnya Robert Stephenson Smyth. Ayahnya seorang Profesor Geometry di Universitas Oxford, bernama Baden Powell, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman – pengalaman Baden Powell sejak kecil yang berpengaruh pada adanya kegiatan kepanduan banyak sekali dan cukup menarik antara lain ditinggal bapak sejak kecil sehingga mendapatkan pembinaan watak dari ibunya. Latihan-latihan ketrampilan seperti berlayar, berenang, berkemah,olah raga dan lain-lainnya didapat dari kakak-kakaknya.
Baden Powell sangat di senangi teman – temannya karena selalu gembira, lucu, cerdas, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar.
Pada masa mejalani karirnya dibidang militer beliau memiliki banyak pengalaman seperti terkepung bangsa Boer di kota Mafeking Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan, juga pengalaman mengalahkan kerajaan Zulu Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu
Pengalaman-pengalaman tersebut ditulis menjadi sebuah buku berjudul “Aids To Scouting ” yang sebenarnya memberi petunjuk kepada tentara muda Inggris agar dapat melakukan tugas penyidik dengan baik. Buku ini sangat menarik, tidak hanya bagi para pemuda bahkan juga orang dewasa.
Tn.William Smyth sebagai salah seorang pimpinan Boy`s Brigade di Inggris minta agar Boden Powell melatih anggotanya sesuai dengan cerita pengalaman beliau itu.
Maka dipanggilah 21 orang pemuda Boy`s Brigade di berbagai wilayah Negeri Inggris untuk diajak berkemah dan berlatih di pulau Brownsea pada tangga 25 Juli 1907 selama 8 hari.
Pada awal tahun 1908 BP selalu menulis cerita pengalaman sebagai bungkus acara latihan kepramukaan yang dirintis. kumpulan tulisan itu kemudian terbit sebagai buku“ Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar ke seluruh negeri Inggris,bahkan ke negara – negara lainnya,dan berdirilah di mana – mana organisasi kepramukaan (yang semula hanya untuk anak laki – laki berusia penggalang) yang di sebut Boy Scout
 Kemudian disusul berdirinya organisasi kepramukaan putri yang di beri nama Girl Guides atas bantuan Agnes, adik perempuan Baden Powell dan kemudian diteruskan oleh Ny.Baden Powell.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia Siaga, yang dissebut CUB (anak srigala) degan buku The Jungle Book. Berisi cerita tentang MOWGLI anak didikan rimba (anak yang dipelihara di hutan oleh induk srigala) karangan Rudyard Kipling sebagai cerita pembungkus kegiatan cub tersebut.
Tahun 1918 BP membentuk ROVER SCOUT (pramuka usia penegak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia 17 tahun, tetapi masih senang kegiatan di bidang kepramukaan. Tahun 1922 BP menerbitkan buku ROVERING TO SUCCES (mengembara menuju bahagia) yang berisi petunjuk bagi para pramuka penegak dalam menghadapi, agar mencapai kebahagian. Buku itu menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya sendiri menuju ke pantai bahagia dan dihadapannya terdapat karang-karang yang berbahaya,yaitu :
·         Karang perjudian
·         Karang wanita
·         Karang minuman keras dan merokok
·         Karang mementingkan diri sendiri dan mengorbankan orang lain (munafik)
·         Karang tidak ber-Tuhan

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Sedunia, di arena Olympia, London. Boden Powell telah mengundang pramuka dari 27 negara, dan saat itu Boden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout Of The World)
Untuk selanjutnya kegiatan jamboree dunia ini dilaksanakan pada:
  1. Tahun  1924    Jambore           II         di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
  2. Tahun  1929    Jambore           III        di Arrow park, Birkenhead, Inggris
  3. Tahun  1933    Jambore           IV        di Godollo, Budapest, Honggaria
  4. Tahun  1937    Jambore           V         di Vogelenzang, Bloemendaal, Belanda
  5. Tahun  1947    Jambore           VI        di Moisson, Perancis
  6. Tahun  1951    Jambore           VII      di Sal kamerut, Austria
  7. Tahun  1955    Jambore           VII      di Ontario, Canada
  8. Tahun  1957    Jambore           IX        di Sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
  9. Tahun  1959    Jambore           X         di Makiling, Philipina
  10. Tahun  1963    Jambore           XI        di Marathon, Yunani
  11. Tahun  1967    Jambore           XII      di Idaho, Amerika Serikat
  12. Tahun  1971    Jambore           XII      di Asagiri, Jepang
  13. Tahun  1975    Jambore           XIV     di Lilehammer, Norwegia
  14. Tahun  1979    Jambore yang seharusnya di Neishaboor, Iran tetapi di batalkan
  15. Tahun  1983    Jambore           XV      di Kananaskis, Alberta,kanada

Pada tahun 1914 Boden Powell mulai menulis petunjuk untuk kursus pembina pramuka. Rencana ini baru di dapat dilaksanakan mulai tahun 1919 dan dari sahabat beliau yang bernama W.F De Bois Macleren, Boden Powell mendapat sebidang tanah di Chingford yang digunakan sebagai tempat pendidkan pembina pramuka. Tempat ini terkenal dengan nama GILWELL PARK.
Pada tahun 1920 di bentuk dewan internasional dengan 9 orang anggota dan biro Sekretariatnya yang berada di London, Inggris dan selanjutnya tahun 1958 Biro Kepramukaan Sedunia (putera) di pindahkan dari London ke Ottawa di Canada.
Tanggal 1 Mei 1968 biro Kepramukaan sedunia (putera) di pindahkan lagi ke Geneva, di Swiss sejak tahun 1920 sampai 1965 kepala Biro Kepramukaan Sedunia ini di pegang berturut – turut oleh Hubert Martin (Inggris, kolonel J.S Wilson (inggris), Mayjen D.C. Spry (Canada).
Tahun 1965 D.C. Spry diganti R.T Lund,dan sejak 1 Mei 1968 sampai sekarang dipegang oleh DR.Laszio Nagy sebagai Sekjen. B
Biro Kepramukaan Sedunia (putera) hanya mempunyai 40 orang tenaga Staf,yang ada di Geneva dan 5 kantor kawasan, yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss, dan Negeria.
Biro Kepramukaan Sedunia puteri sampai sekarang tetap berada di London, dan juga mempunyai kantor di lima kawasaan, yaitu Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Tahun 1910 Boden Powell minta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Beliau mendapatkan gelar kebangsawanan Lord dari Raja George pada tahun 1929. Boden Powell menikah dengan Olave St Clair Soames pada tahun 1912, dan dianugerahi tiga orang anak. Boden Powell meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.

Share:

Kamis, 18 Oktober 2012

PENGURUS ANGGOTA AMBALAN

AMBALAN MASYARAKAT PRABU SILIWANGI DAN NYI SUBANG LARANG

Merupakan sebuah organisasi kepramukaan yang memang dibentuk untuk menampung anggota pramuka golongan penegak.

Pada awal berdirinya ambalan ini merupakan hasil pemikiran para Pembina yang khawatir dengan banyaknya potensi penegak yang berlokasi di sekolah-sekolah, yang masih ingin aktif di Pramuka tetapi tidak ada wadah yang menampung mereka, maka kami menghimpun Ambalan Masyarakat dengan     
harapan bahwa mereka semua dapat aktif dalam dan berperan serta menghidupkan kembali Kepramukaan khususnya di wilayah TAPOS dan sekitanya....

Ambalan ini berdiri atas prakarsa 4 Orang yakni
- Kak Kartono, S.Pd
- Kak Bayu Sampana
- Kak Arisandi, S.Pd.I
- Kak Sain, S.Kom
Dibantu oleh anngota ambalan angkatan pertama dan tak lupa 


Share:

Selasa, 16 Oktober 2012

menerima anggota baru

buat temen-temen yang mau bergabung dengan Ambalan kami silahkan dapat langsung menghubungi anggota atau pengurus Dewan Ambalan Prabu Siliwangi - Nyisubang Larang
Share:

Recent Post

Page Rank Checker Pagerank
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

SALAK

SALAK
kawah ratu

Translate

Facebook

Popular Posts