Wadah Pendewasaan Diri bagi Pemuda Indonesia

Minggu, 04 November 2012

SEJARAH SINGKAT KEPANDUAN


SEJARAH SINGKAT KEPANDUAN

1.      Kepanduan Dunia
Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan tentunya tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri kepanduan sedunia yaitu Lord Robert Baden Powell Of Gilwell.
Hal ini disebabkan karena pengalaman hidup beliaulah yang mengilhami untuk mengeluarkan gagasannya mengenai pembinaan para remaja di negeri Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan pendidikan Kepanduan sekarang.
Baden Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London. Namanya seseungguhnya Robert Stephenson Smyth. Ayahnya seorang Profesor Geometry di Universitas Oxford, bernama Baden Powell, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman – pengalaman Baden Powell sejak kecil yang berpengaruh pada adanya kegiatan kepanduan banyak sekali dan cukup menarik antara lain ditinggal bapak sejak kecil sehingga mendapatkan pembinaan watak dari ibunya. Latihan-latihan ketrampilan seperti berlayar, berenang, berkemah,olah raga dan lain-lainnya didapat dari kakak-kakaknya.
Baden Powell sangat di senangi teman – temannya karena selalu gembira, lucu, cerdas, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar.
Pada masa mejalani karirnya dibidang militer beliau memiliki banyak pengalaman seperti terkepung bangsa Boer di kota Mafeking Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan, juga pengalaman mengalahkan kerajaan Zulu Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu
Pengalaman-pengalaman tersebut ditulis menjadi sebuah buku berjudul “Aids To Scouting ” yang sebenarnya memberi petunjuk kepada tentara muda Inggris agar dapat melakukan tugas penyidik dengan baik. Buku ini sangat menarik, tidak hanya bagi para pemuda bahkan juga orang dewasa.
Tn.William Smyth sebagai salah seorang pimpinan Boy`s Brigade di Inggris minta agar Boden Powell melatih anggotanya sesuai dengan cerita pengalaman beliau itu.
Maka dipanggilah 21 orang pemuda Boy`s Brigade di berbagai wilayah Negeri Inggris untuk diajak berkemah dan berlatih di pulau Brownsea pada tangga 25 Juli 1907 selama 8 hari.
Pada awal tahun 1908 BP selalu menulis cerita pengalaman sebagai bungkus acara latihan kepramukaan yang dirintis. kumpulan tulisan itu kemudian terbit sebagai buku“ Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar ke seluruh negeri Inggris,bahkan ke negara – negara lainnya,dan berdirilah di mana – mana organisasi kepramukaan (yang semula hanya untuk anak laki – laki berusia penggalang) yang di sebut Boy Scout
 Kemudian disusul berdirinya organisasi kepramukaan putri yang di beri nama Girl Guides atas bantuan Agnes, adik perempuan Baden Powell dan kemudian diteruskan oleh Ny.Baden Powell.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia Siaga, yang dissebut CUB (anak srigala) degan buku The Jungle Book. Berisi cerita tentang MOWGLI anak didikan rimba (anak yang dipelihara di hutan oleh induk srigala) karangan Rudyard Kipling sebagai cerita pembungkus kegiatan cub tersebut.
Tahun 1918 BP membentuk ROVER SCOUT (pramuka usia penegak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia 17 tahun, tetapi masih senang kegiatan di bidang kepramukaan. Tahun 1922 BP menerbitkan buku ROVERING TO SUCCES (mengembara menuju bahagia) yang berisi petunjuk bagi para pramuka penegak dalam menghadapi, agar mencapai kebahagian. Buku itu menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya sendiri menuju ke pantai bahagia dan dihadapannya terdapat karang-karang yang berbahaya,yaitu :
·         Karang perjudian
·         Karang wanita
·         Karang minuman keras dan merokok
·         Karang mementingkan diri sendiri dan mengorbankan orang lain (munafik)
·         Karang tidak ber-Tuhan

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Sedunia, di arena Olympia, London. Boden Powell telah mengundang pramuka dari 27 negara, dan saat itu Boden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout Of The World)
Untuk selanjutnya kegiatan jamboree dunia ini dilaksanakan pada:
  1. Tahun  1924    Jambore           II         di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
  2. Tahun  1929    Jambore           III        di Arrow park, Birkenhead, Inggris
  3. Tahun  1933    Jambore           IV        di Godollo, Budapest, Honggaria
  4. Tahun  1937    Jambore           V         di Vogelenzang, Bloemendaal, Belanda
  5. Tahun  1947    Jambore           VI        di Moisson, Perancis
  6. Tahun  1951    Jambore           VII      di Sal kamerut, Austria
  7. Tahun  1955    Jambore           VII      di Ontario, Canada
  8. Tahun  1957    Jambore           IX        di Sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
  9. Tahun  1959    Jambore           X         di Makiling, Philipina
  10. Tahun  1963    Jambore           XI        di Marathon, Yunani
  11. Tahun  1967    Jambore           XII      di Idaho, Amerika Serikat
  12. Tahun  1971    Jambore           XII      di Asagiri, Jepang
  13. Tahun  1975    Jambore           XIV     di Lilehammer, Norwegia
  14. Tahun  1979    Jambore yang seharusnya di Neishaboor, Iran tetapi di batalkan
  15. Tahun  1983    Jambore           XV      di Kananaskis, Alberta,kanada

Pada tahun 1914 Boden Powell mulai menulis petunjuk untuk kursus pembina pramuka. Rencana ini baru di dapat dilaksanakan mulai tahun 1919 dan dari sahabat beliau yang bernama W.F De Bois Macleren, Boden Powell mendapat sebidang tanah di Chingford yang digunakan sebagai tempat pendidkan pembina pramuka. Tempat ini terkenal dengan nama GILWELL PARK.
Pada tahun 1920 di bentuk dewan internasional dengan 9 orang anggota dan biro Sekretariatnya yang berada di London, Inggris dan selanjutnya tahun 1958 Biro Kepramukaan Sedunia (putera) di pindahkan dari London ke Ottawa di Canada.
Tanggal 1 Mei 1968 biro Kepramukaan sedunia (putera) di pindahkan lagi ke Geneva, di Swiss sejak tahun 1920 sampai 1965 kepala Biro Kepramukaan Sedunia ini di pegang berturut – turut oleh Hubert Martin (Inggris, kolonel J.S Wilson (inggris), Mayjen D.C. Spry (Canada).
Tahun 1965 D.C. Spry diganti R.T Lund,dan sejak 1 Mei 1968 sampai sekarang dipegang oleh DR.Laszio Nagy sebagai Sekjen. B
Biro Kepramukaan Sedunia (putera) hanya mempunyai 40 orang tenaga Staf,yang ada di Geneva dan 5 kantor kawasan, yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss, dan Negeria.
Biro Kepramukaan Sedunia puteri sampai sekarang tetap berada di London, dan juga mempunyai kantor di lima kawasaan, yaitu Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Tahun 1910 Boden Powell minta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Beliau mendapatkan gelar kebangsawanan Lord dari Raja George pada tahun 1929. Boden Powell menikah dengan Olave St Clair Soames pada tahun 1912, dan dianugerahi tiga orang anak. Boden Powell meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.


b.      Gerakan Pramuka
Pada masa penjajahan Belanda ide atau gagasan Mayor Jenderal Robert Baden Powell dari Inggris tentang kepanduan telah menyebar ke seluruh belahan dunia. Beliau melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan di luar sekolah untuk anak-anak Inggris, dengan tujuan supaya mereka menjadi  manusia Inggris, warga Inggris dan anggota masyarakat Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaan Inggris Raya ketika itu. Untuk itu beliau mengarang suatu buku yang terkenal, yaitu buku “Scouting for Boys.” Buku ini memuat cerita pengalaman beliau dan latihan apa yang diperlukan untuk para pramuka.
Gagasan Baden Powell itu jitu, cemerlang, dan sangat menarik sehingga dilaksanakan juga di negara-negara lain. Di antaranya di Nederland (Padvinder, Padvinderij). Oleh orang Belanda gagasan itu kemudian dibawa dan dilaksanakan juga dijajahannya di sini (Nederland Oost Indie), dan didirikan oleh orang-orang Belanda di Indonesia organisasi yang bernama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin di dalam pergerakan nasional gagasan Baden Powell itu diambil alih, dan dibentuklah organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik yaitu kader Pergerakan Nasional. Didirikan bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie), JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (National Islamitische Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (hisbul Wathon) dan sebagainya.
Sumpah Pemuda yang dicetuskan dalam Konggres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, benar-benar menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk lebih bergerak maju.
Sehubungan dengan perkembangan kepanduan di Indonesia pada waktu itu maka Pemerintah Hindia Belanda melarang adanya organisasi kepanduan di luar NIPV. Untuk itu agar kepanduan tetap bisa berkembang terus, maka K.H. Agus Salim mencetuskan ide agar menggunakan istilah Pandu dan Kepanduan untuk menggantikan istilah asing padvinders dan padvindery.
Dengan meningkatnya kesadaran nasional Indonesia, maka timbulah niat untuk mengeratkan persatuan antara organisasi-organisasi kepanduan. Ini menjadi kenyataan pada tahun 1930 dengan adanya INPO (Indonesische Padvinders Organizatie) PK (Pandu Kesultanan) dan PPS (Pandu Pemuda Sumatera) berdiri menjadi satu organisasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian terbentuklah suatu federasi yang dinamakan Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia (PAPI) pada tahun 1931, yang kemudian berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang (Perang Dunia II), oleh penguasa Jepang di Indonesia organisasi kepanduan di Indonesia itu dilarang adanya. Tokoh-tokoh pandu banyak yang masuk dalam organisasi Seinendan, Keibodan dan Pembela Tanah Air (PETA).
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, di waktu berkobarnya perang kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan, yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Setelah pengakuan kedaulatan maka di dalam alam Liberal, terbukalah kesempatan kepada siapapun untuk membentuk organisasi-organisasi kepanduan. Berdirilah kembali organisasi HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, KBI, dan lain-lainnya.
Menjelang tahun 1961 kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan, suatu keadaan yang terasa sangat lemah, meskipun sebagian besar daripada organisasi itu terhimpun di dalam tiga federasi organisasi kepanduan yaitu Satu federasi Kepanduan Putera dan dua federasi organisasi-organisasi kepanduan puteri yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, tanggal 13 September 1951), POPPINDO (persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Pada tahun 1954, dan PKPI (Perserikatan Kepanduan Puteri Indonesia). Tahun 1955 Ipindo berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di pasar Minggu, Jakarta.
Mengalami kelemahan itu, maka ketiga federasi tersebut melebur diri menjadi satu federasi yang diberi nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Akan tetapi hanya kira-kira 60 buah saja dari 100 lebih organisasi kepanduan itu yang ikut dalam federasi PERKINDO, dan jumlah anggota secara keseluruhan lebih kurang hanya 500.000 orang.
Lagi pula, di dalam federasi itu sebagian daripada 60 organisasi-organisasi anggota PERKINDO, terutama yang ada di bawah onderbouw organisasi politik atau organisasi massa, tetap berhadap-hadapan berlawanan satu sama lain, sehingga tetap terasa lemahnya gerakan kepanduan Indonesia.
Oleh PERKINDO dibentuklah suatu panitia untuk memikirkan suatu jalan keluar. Panitia itu menyimpulkan bahwa selain lemah terpecah-pecah, gerakan kepanduan Indonesia itu lemah pula karena terpaku dalam cengkeraman gaya lama yang tradisionil daripada kepanduan Inggris, pembawaan dari luar negeri. Hal ini berakibat bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia itu belum disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, maka ketika itu gerakan kepanduan kurang memperoleh tenggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia. Kepanduan hanya berjalan di  kota-kota besar dan di situ pun hanya terdapat pada lingkungan orang-orang yang sedikit banyak sudah berpendidikan barat.
Kelemahan Gerakan Kepanduan Indonesia itu mau dipergunakan oleh pihak Komunis sebagai alasan untuk memaksa Gerakan Kepanduan di Indonesia menjadi Gerakan Pioner muda seperti yang terdapat di negara-negara Komunis.
Akan tetapi kekuatan Pancasila di dalam PERKINDO menentangnya, dan dengan bantuan Perdana Menteri Juanda, maka perjuangan mereka menghasilkan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditanda tangani oleh Ir. Juanda sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia, karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke negeri Jepang.
Gerakan pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus non-governmental (bukan badan pemerintah),dan yang berbentuk kesatuan. Gerakan Pramuka diselenggarakan menurut jalan aturan demokrasi, dengan pengurusnya (Kwatir Nasional, Kwatir Daerah, Kwatir Cabang, dan Kwatir Ranting) dipilih di dalam musyawarah.
Semua organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia, kecuali yang diselenggarakan oleh komunis, melebur diri ke dalam Gerakan Pramuka.
Di dalam keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 tersebut di atas, Gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Republik Indonesia yang di perbolehkan menyelenggrakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia organisasi lain yang menyerupai, yang sama dan yang sama sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya.
Di dalam Anggran Dasar Gerakan Pramuka ditetapkan bahwa dasar Gerakan Pramuka adalah Pancasila, dan di dalam Anggaran Dasar itu tetapkan pula bahwa Gerakan Pramuka bertujuan mendidik kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar supaya menjadi manusia-manusia Indonesia yang baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
Ketentuan di dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia itu ternyata kemudian membawa banyak perubahan, yang membawa Gerakan Pramuka dapat mengembangkan kegiatannya secara meluas.
Prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan sebagaimana dirumuskan oleh Lord Baden Powell itu tetap dipegang, akan tetapi cara pelaksanaannya itu dirubah, yaitu diserasikan dengan keadaan dan kebutuhan Nasional Indonesia,bahkan juga diserasikan dengan keadaan dan kebutuhan lokal di masing-masing desa di Indonesia.
Gerakan Pramuka itu trnyata jauh lebih kuat organisasinya,dan ternyata memperoleh tanggapan dari masyarakat luas,sehingga dalam waktu singkat organisasinya telah berkembang dari kota-kota sampai kampung-kampung dan desa-desa. Jumlah anggota-anggotanya meningkat dengan pesat. Kemajuan pesat itu adalah juga berkat sistim Majelis Pembimbing yang di jalankan oleh Gerakan Pramuka pada tiap tingkat, dari tingakat nasional sampai pada tingkat gugusdepan.
Mengingat bahwa kira-kira 80% daripada penduduk Indonesia tinggal di desa dan mengingat pula bahwa kira-kira 75% adalah keluarga petani, maka Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada tahun organisasi yang pertama (tahun 1961) sudah mnganjurkan supaya para pramuka menyelenggarakan kegiatan di bidang pembangunan masyarakat desa.
Pelaksana ajuran itu, terutama di Jawa Tengah dan di Daerah Istimewa Yogyakarta, kemudian di Jawa Timur dan Jawa Barat, telah menarik perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat Indonesia. Maka pada tahun 1966 Menteri Pertanian dan kwatir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan instruksi bersama, yaitu tetang pembentukan Satuan Karya Pramuka Tarunabumi.
Satuan-satuan Karya Pramuka Tarunabumi itu dibentuk dan diselenggrakan khusus untuk memungkinkan adanya kegiatan-kegiatan pramuka di bidang pendidikan cinta pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan lebih intensif.
Di samping itu ada pula satuan Karya Pramuka Dirgantara, satuan karya Bahari, dan satuan Karya Pramuka Bhayangkara, Pendidikan Cinta Bahari, dan Pendididikan Cinta Ketertiban Masyarakat. Satuan-satuan karya tersebut, terdiri dari pramuka-pramuka Penegak (16 sampai 20 tahun) dan pramuka-pramuka Pandega (21 sampai 25 tahun) yang berminat. Pramuka-pramuka siaga dan pramuka-pramuka penggalang, yaitu yang berusia 7 sampai 10 tahun dan 11 sampai 15 tahun, tidak ikut dalam satuan satuan karya tersebut, akan tetapi para penegak dan pendega dalam gugus depannya menjadi instruktur bagi adik-adiknya dan rekan-rekannya pramuka dalam kecakapan yang diperolehnya sebagai anggota satuan karya yang dimaksud.
Kegiatan-kegiatan satuan Tarunabumi ternyata membawa pembaharuan,bahkan membawa juga semangat untuk mengusahakan penemuan-penemuan baru (inovasi) pada pemuda-pemuda desa, yang selanjutnya mempengaruhi seluruh rakyat desa.
Perluasan Gerakan Pramuka sampai di desa-desa, kegiatan di bidang pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa, dan pembentukan serta penyelenggara satuan-satuan karya pramuka Tarunabumi telah mengalami kemajuan pesat, sehingga menarik perhatian badan internasional seperti FAO, UNICEF, ILO, dan Boy Scout World Bureau.
Dalam perkembangan masyarakat Indonesia dewasa ini, dihadapi berbagai problem-problem sosial, seperti kepadatan penduduk, urbanisasi, pengaguran, dan sebagainya. Berhubung dengan itu maka pada tahun 1970 Menteri Transmigrasi dan Koperasi, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan suatu intruksi yaitu tentang partisipasi Gerakan Pramuka dalam menyelenggarakan transmigrasi dam pembinaan Gerakan Koperasi.
Dan berhubungan dengan masalah drop-out (anak-anak yang berhenti sekolah di tengah jalan) maka Gerakan Pramuka juga mengarahkan perhatiannya kepada pendidikan kejujuran, untuk memberi bekal hidup kelak kepada anak-anak, pemuda-pemuda, terutama kepada anak-anak drop-out itu.  Untuk itu diadakan kerjasama dengan Departemen Perindustrian.
Dalam rangkah usaha peningkat kecakapan,ketrampilan dan bakti masyrakat Gerakan Pramuka mengadakan kerjasama dengan banyak instansi, seperti Palang merah indonesia, Bank Indonesia (Tabanas, Tappelpram), Departemen Pekerja umum, Departemen Pendidikan, Departemen Agama, dan lain-lain.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Post

Page Rank Checker Pagerank
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

SALAK

SALAK
kawah ratu

Translate

Facebook

Popular Posts